![]() |
Domba |
Di malam Sabtu menjelang pukul 22.30 WIB, berfikir begitu cepat hari demi hari berlalu.
Namun, fakta perputaran waktu terebut tersendat beberapa sekon terhenti akan pesan ilahiah, yakni malam Tarwiyah yang jatuh esok hari.
Di hari malam Tarwiyah bulan Dzulhijah tersebut, maka esok hari bagi umat Islam di manapun berada, disunahkan untuk berpuasa sehari dan jika masih ikhlas dan berkenan bisa melanjutkannya puasa ‘Arofah di hari Ahad.
Hari Seninnya adalah hari Idzul Adha. Merupakan sebuah hari kesungguhan seorang manusia kepada Tuhannya, tanpa memandang balasan dan hanya ikhlas mencari ridloNya.
Berkaca dari sebuah peristiwa pesan ilahiah berupa mimpi dari sang Pencipta kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, berupa peritiwa penyembelihan kepada puterannya ‘Ismail yang kelak juga menjadi seorang Nabi.
Akan peristiwa tersebut, akhirnya perundingan terjadi antara sang ayah dengan putera tercinta yang sudah lama ditunggu bertahun-tahun baru lahir dan sudah beranjak dewasa. Akhirnya akan keteguhan iman sang anak, akhirnya beliau berpesan kepada sang ayah untuk tunduk dan patuh kepada Tuhan.
Dengan penuh keyakinan akan pesan Tuhan yang dikuatkan oleh keikhlasan sang anak untuk memenuhi tugas sang ayah, akhirnya Nabi Ibarahim akan segera menunaikan tugasnya untuk menyembelih puteranya.
Dengan sangat yakin akan kebenaran pesan ilahiah, akhirnya waktu penyembelihan tiba. Seketika saat akan disembelih, akhirnya Tuhan mengganti sang anak dengan seekor Domba dari Surga yang amat kekar, besar, tanpa cacat, sehat dan gemuk.
Tuhan Maha Tahu akan kepatuhan seorang makhluk kepada-Nya. Maka dengan itulah Tuhan memberikan anugerah kenabian yang tinggi derajatnya di sisi-Nya.
Dengan penuh syukur, sang Nabi dan sang anak melantunkan ucap terimakasih kepada Tuhannya telah memberikan kenikmatan yang tiada tara.
Demikianlah sepenggal fakta sejarah yang saya tahu. Semua peristiwa itu yang sampai saat ini selalu dikenang, dijalankan dan menjadi sebuah nilai kesunahan hukumnya menjalankan Qurban bagi yang mampu, dan tentunya bagi umat Islam seperti saya.
Namun, dibalik semua peristiwa di atas, tersirat pesan moral yang sangat tinggi. Di hari Idzul Qurban tersebut, tidaklah daging, bulu, besarnya hewan yang disembelih bagi Alloh, namun adalah keikhlasan manusia menjalankan perintah Tuhannya.
Jika saja banyak manusia yang protes, apa hubungannya antara hewan disembelih? Apakah Tuhan memerlukan itu semuanya? Seperti halnya perintah kepada Nabi Ibrahim as?
Namun, itu semua adalah pertanda sungguh manusia diciptakan hanya bertujuan untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Untuk menjalankan segala perintah dan meninggalakan segala larangan-Nya. Dan itulah yang disebut Taqwa.
Maka, sungguh derajt manusia tidak dilihat dari derajat, pangkat dan kedudukan di hadapan manusia (insan), namun semuanya dinilai dari keridloan Tuhan yang Maha Esa.
Dengan niat tulus ikhlas menjalankan ilmu ketqawaan itulah yang akan menjadi bekal hidup didunia sampai kelak di yaumil qiyamah (hari akhir).
Semoga siratan tulisan ini bisa bermakna dan meningkatkan niai keimanan kita semua. Saling kasih sayang terhadap siapapun tanpa memandang agama, suku atau golongan apapun. Karena sebenanya kita adalah sama. Sama-sama manusia yang diciptakan dari bahan yang sama, dibekali akal dan fikiran yang sama, wakt yang sama. Dan kita diciptakan untuk saling kenal mengenal, saing cinta dan menebar kasih sayang.
Salam cinta blogger Indonesia.