Dalam beberapa waktu ini, khsusnya kemarin ada rekan S2 yang mengatakan kepada saya, “sudah tahu belum info yang lagi populer kali ini”?. Info apa? Beliu menjawab “ada pendapat yang mengatakan bumi itu datar (flat earth)”. “Yang benar”, kata saya.
Sungguh informasi yang sontak menimbulkan tanda tanya besar dalam diri saya.
Beberapa “bingkisan” lama di otak saya sontak kembali ingin saya buka. Dalam beberapa tahun sebelumnya, pernah terpikir dalam benak saya akan sebuah tanda tanya besar terkait flat earth.
Ketika masih dalam masa study, banyak sekali hal yang menjadi misteri dalam otak saya, khususnya dengan fenomena flat earth yang malah tahun ini muncul secara “mendadak” buatku.
Satu pertanyaan penting kala itu adalah kalau memang bumi itu bulat (tidak bulat penuh-memampat pada kedua ujung-elips), lalu kenapa kita tidak pernah mencoba untuk membuat rute perjalan cepat antara kedua posisi dari kedua tempat yang berada pada bagian “atas-bawah” jarak terdekat?
Sederhananya, jika kita melihat globe (tiruan bumi) kala di sekolah, kan digambarkan berbagai pelosok daerah. Misal kita berada di posisi A, dan derah kutub utara tentu akan jauh terlihat dengan kutub selatan. Namun jika bulat, pastinya kita akan dengan sanga cepat menuju kutub selatan dari kutub utara dengan hanya memutar lintasan arah perjalan kita.
Hm, hanya fikiran sederhana dan mungkin sarat akan makna ilmiah bagi kita semua.
Sejak mendengar pertanyaan rekan saya kemarin, hari ini saya mencoba mencari informasi mengenai flat earth yang di dicetuskan dan diinisiatori oleh The Flat Earth Society mengatakan hal yang berkebalikan dengan apa yang telah kita dapatkan di meja sekolah sejak SD sampai SMA, bahkan sampai di perkuliahan secience physics.
Salah satu pendapat yang mengatakan bahwa bum itu datar (flat earth) adalah TigerDan925. Di dalam video youtube, mereka menjelaskan argumentasinya berikut ini (simak dengan teliti njeh):
Dan masih banyak sekali keterangan yang menjelaskan bahwa bumi itu datar (flat).
Namun, dalam kesempatan ini pula, sontak fikiran saya semakin membumbung tinggi. Benarkan semua ini?
Kalau kita telisik kembali, bahwa jika bumi itu bulat layaknya sebuah piring yang berotasi dan dibatasi sebuah batas yang tebal, tentu setabal apa batasan itu kita akan bisa menghitungnya.
Pertanyaan saya muncul. Jika kita anggap sebuah piring datar terdapat batas akhir, jika demikian dan kita anggap kutub utara sebagai center dan kutub selatan ditiadakan, “jika kita berjalan melintasi batas terakhir dan melangkah melebihi batas tersebut, kita akan berada pada posisi di mana? Di luar angkasa? Atau jatuh ke daerah mana?
Pertanyaan sederhana tersebut memang mengganjal di fikiran saya. Namun saya sendiri sejauh itu juga belum melihat secara detail dari beberapa video yang mengatakan bahwa bumi itu bulat alias flat earth. Mungkin saja pertanyaan saya tersebut juga sudah terjawab.
Bagaimana dengan pendapat rekan-rekan akan hal itu?
Satu lagi pertanyaan yang muncul di benakku. Sebenarnya apa yang terjadi dengan matahari ketika kita lagi berburu waktu senja dan melihat matahari yang hilang dari pandangan kita tepat pada garis khayal yang membatasi pandangan mata kita (horison).
Apapun itu, namun faktanya beberapa pemikiran yang mengatakan bumi itu datar (flat earth) memang menjadi sebuah “babak baru”era teknologi modern saat ini. Gak mungkin juga berbagai pendapat tersebut tidak didasarkan pada “penelitian” ilmiah, dan tentu semuanya sudah didasarkan atas penelitian. Walaupun mungkin tingkat hasil penelitian tersebut perlu ada kajian lebih lanjut atau tidak terkait dengan hasilnya.
Ada beberapa hal yang dalam benak diri pribadiku bertanya-tanya. Sebut saja beberapa video yang menjelaskan tentang minyak bumi. Yah sedikit pernah belajar “geo listrik”waktu “sekolah”.
Di dalam video tersebut dikatakan bahwa minyak bumi berasal dari fosil yang notabene benda padat (solid) sedangkan minyak berupa cairan yang bisa mengalir (zat cair), entah maksudnya sebagai fluida atau tidak.
Ketika itu pula, mereka menggambarkan fosil terbuat dari “dinosaurus” dan memaknai salah besar jika minyak terbuat dari fosil (dinosaurus) yang mati dan terpendam tanah, pada kedalaman sekitar2-3 kilometer. Padahal faktanya minyak bumi didapatkan dari proses eksplorasi sampai kedalaman 10 kilometer.
Padahal kita tahu, hayo yang pernah diajarkan sedikit materi proses eksplorasi minyak bumi. Apakah fosil hanya terbuat dari “dinosaurus” yang sudah mati dan membatu? Atau gini lah, apakah fosil dinosaurus bisa menjadi bahan minyak bumi?
Kata kuncinya pada kata fosil. Jika kita bisa memahami kata fosil secara lebih mendalam, kita akan menemukan jawabannya. Dan sambungannya, apakah fosil hanya bisa didapatkan pada kedalaman 2-3 km saja?
Pertama, mari sejenak kita fahami kata fosil. Fosil yang saya artikan dalam konteks minyak bumi adalah semua jasad renik yang sudah mati bertatus-satur tahun lalu, yang bisa terpendam di dalam kedalaman tertentu (daratan) maupun lautan.
Seperti kita tahu, jasad renik itu banyak sekali ditemukan di lautan dan menjadi bahan makanan bagi hewan laut di sana. Setdaknya itu pemahamanku tentang jasad renik penyusun fosil. Apakah dinosaurus yang sudah mati dan tersedimentasi menjadi batuan juga bisa dikatakan fosil? Tentu saja iya.
Mungkin analoginya dinosaurus mati itu, tidak mungkin akan terpendam hingga 10an km dan dianalogikan tidak mungkin sebagai resource minyak bumi. Padahal, setahuku minyak bumi tidak hanya bersumber dari fosil “dinosaurus”, bisa juga berasal dari jasad renik (plankton dll) di dalam lautan. Dan karena hal itulah banyak sekali ekplorasi terjadi di lautan.
Sobat juga bisa memperljari lebih jauh komponen penyusun minyak bumi secara mendalam. Dari situ ilmu kimia juga sangat diperlukan.
Mengingat semakin “peningnya kepalaku” akan hal tersebut di atas, saya coba cari referensi lain yang dilihat dari sudut pandang berbeda. Berikut ini ada keterangan dari Dr. Zakir Naik mengenai bentuk bumi yang saya ambil dari yotube dengan akun Belajar Islam:
Namun, ada satu hal yang mungkin membuat hati para blogger seperti saya. Jika memang bumi itu bulat, tolong jelaskan satu pertanyaan saya di atas. Jika memang bumi itu bulat, lalu apa tujuannya informasi yang mengatakan bahwa bumi itu datar? Wallohu a’lam bishowaf.
Demikian sekilas informasi yang mungkin di luar topik panduan blogging. Paling tidak, kita sebagai blogger sejati tidak boleh kalah informasi seperti “saya sendiri” yang baru tahu info ini kemarin siang kala “jagong” walimatul ‘ursy.
Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita semua, amin. Salam.
hehe..ini baru melihat penjelasan yang mengatakan bahwa bumi itu datar flat earth mas…tapi jika dinalar, argumentasinya juga masuk sih,,
Itu konspirasi wahyudi