Laser Dioda (Sumber:lasercomponents.com) |
Sempat belajar dan memperoleh bimbingan di LIPI memang sebuah impian bagi para Mahasiswa, tak terkecuali saya sendiri. Beberapa rekan Mahasiswa dalam satu almamater kotanya Pak Jokowi yankni di Solo, kami menimba ilmu bersama-sama, tepatnya di FMIPA UNS.
Dalam kesempatan di LIPI, kami belajar banyak mengenai sinar laser dioda. Teringat jelas dalam ingatan, pembimbing kami adalah Prof. Bambang. Ramah dan murah senyum, itulah beliau. Hingga pada akhirnya, kami pulang diberi oleh-oleh seperangkat peralatan Laboratorium berupa Laser Dioda dari Jepang dan perangkat pendukungnya, yang sampai saat ini menjadi bagian dari Lab Optoelektronika di UNS Solo, di bawah asuhan Dr. Ahmad Marzuki, P.hD.
Baca juga: Mencengangkan! Data Baru Penyebab Tsunami Palu. Ini Kata Pakar Australia
Nah, saya tidak akan cerita banyak hal mengenai hal itu, namun dalam kesempatan ini ada sebuah informasi mengenai penemuan baru di bidang laser, sesuai dengan pengalaman yang saya miliki sebelumnya saat belajar di LIPI Tangerang.
Dioda Laser atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Laser Diode adalah komponen semikonduktor yang dapat menghasilkan radiasi koheren yang dapat dilihat oleh mata ataupun dalam bentuk spektrum infra merah (Infrared/IR) ketika dialiri arus listrik.
Yang dimaksud dengan Radiasi Koheren adalah radiasi dimana semua gelombang berasal dari satu sumber yang sama dan berada pada frekuensi dan fasa yang sama juga.
Kata LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation yang artinya adalah mekanisme dari suatu alat yang memancarkan radiasi elektromaknetik melalui proces pancaran terstimulasi. Radiasi Elektromaknetik tersebut ada yang dapat dilihat oleh mata normal, ada juga yang tidak dapat dilihat.
Panjang Gelombang (Wavelenght) terlihat yang terbuat dari GaAs Dioda Laser pertama kali diperkenalkan oleh Nick Holonyak Jr yaitu seorang Ilmuwan yang bekerja di General Electric pada tahun 1962. Pada dasarnya, Dioda Laser hanyalah salah satu jenis perangkat ataupun teknologi yang dapat menghasilkan sinar Laser. Jenis-jenis perangkat ataupun Teknologi lainnya yang dapat menghasilkan sinar Laser diantaranya adalah Solid-state Laser, Laser Gas, Laser Excimer dan Dye Laser.
Penerima Nobel Fisika 2018-Laser Dioda Presisi Tinggi (Sumber: detik.com) |
Nah, saat ini hasil sumbangsih dan terobosan di bidang teknik laser dari tiga ahli fisika laser yakni Arthur Ashkin, Gerard Mourou dan Donna Strickland akan sangat berguna bagi dunia kedokteran saat ini.
Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia menyebutkan, penemuan dari tiga ahli fisika laser itu mendapat penghargaan karena merupakan terobosan dalam fisika laser. Instrumen laser canggih dengan presisi tinggi, membuka bidang riset yang selama ini belum dieksplorasi, untuk aplikasi di bidang industri maupun medis.
Berdasarkan paparan para juri dari Karolinska Institut di Stockholm, penemuan canggih ini menjadi sebuah impian dunia pengetahuan, yang dulunya dinilai irrasional, sekarang bisa terwujud. Arthur Ashkin (96) dari Bell Laboratories AS menemukan “pinset optis” berupa “jari tangan pancaran laser” yang bisa mengambil partikel, atom, virus dan sel hidup lainnya. Dengan pinset radiasi cahaya bertekanan, kita bisa memindahkan objek fisik.
Dari hasil temuan dan riset yang dilakukan Ashkin, akan menjadi tonggak sejarah, pertama kalinya membuka kemungkinan untuk mengamati dan memahami pergerakan di modus molekuler. Heiner Linke, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia menjelaskan, bawah semua proses dalam tubuh melibatkan gerakan mekanis, dan satu-satunya cara untuk memahaminya hanya dengan instrumen laser presisi tinggi ini. Sungguh penemuan yang luar biasa hebat.
Baca juga: Jaringan 5G Pertama di Dunia Sudah Bisa Dinikmati
Sementara itu, ilmuwan dari Perancis, Gerard Morou (74) dan Donna Strickland (59) dari Kanada, bersama-sama mengembangkan metode untuk membangkitkan pulsa laser ekstrem pendek. Komite Nobel menyebutkan ini merupakan impuls laser paling pendek dan paling intensif yang bisa diciptakan manusia hingga saat ini. Temuan kedua ilmuwan itu bisa digunakan pada mesin-mesin mikro, terutama untuk pembedahan mata serta operasi koreksi untuk mata lamur.
Donna Strickland menjadi perempuan ketiga yang dianugerahi hadiah Nobel Fisika sepanjang sejarah pemberian penghargaan itu sejak 1901. Reaksi pertama Strickland ketika diberi tahu ia mendapat penghargaan bergengsi itu adalah:”Saya pikir cukup banyak perempuan yang mendapat hadiah Nobel Fisika. Tapi saya merasa terhormat menjadi salah satu perempuan yang diberi penghargaan ini.”
Hadiah Nobel Fisika berupa uang tunai sebesar 1 juta Dollar akan diberikan separuhnya kepada Ashkin, dan Morou serta Strickland berbagi separuh hadiah sisanya.
Nah, itulah setidaknya cerita hal yang mengingatku akan perjalanan panjang dalam masa belajarku dalam pendidikan formal. Semoga bisa menginspirasi rekan-rekan sejawat semua, khususnya yang berkaitan dengan informasi Nobel Fisika 2018-Teknik Laser Presisi Tinggi yang pastinya sangat berguna bagi kehidupan manusia, aamiin.